Tujuan penganjian kain adalah untuk memberikan lapisan film yang rata
pada kain untuk menambah kenampakan, menstabilkan dimensi dan dengan penambahan
zat-zat lain untuk menambah berat kain.
Dimaksudkan untuk melakukan proses penganjian pada kain yang
dipengaruhi oleh faktor jumlah pemakaian kanji dan komposisi campuran kanji
yang bervariasi. Hal ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan jumlah
pemakaian kanji dan komposisi campuran kanji terhadap kekuatan, sudut kembali
dari lipatan dan kekuatan tarik kain kapas 100 % dan kain campuran
poliester/kapas yang diuji.
Serat kapas merupakan serat yang dihasilkan dari rambut biji
tanaman yang termasuk jenis Gasopyum. Zat pengoksidasi dapat menurunkan
kekuatan kapas menurun.Kerusakan karena terbentuknya oksiselulosa terjadi pada
proses pengelantangan, penyinaran dalam keadaan lembab, dan pemanasan yang lama
pada suhu diatas 1400 C. Asam – asam mengakibatkan hidroselulosa.
Alkakli sedikit berpengaruh pada kapas, menggelembung dalam alkali kuat.
Moisture regain serat kapas pada kondisi standar (27 0C, RH 65 %)
adalah 7-8,5 %.
Poliester terbentuk secara kondensasi menghasilkan polietilen
tereftalat yang merupakan suatu ester dari
komponen dasar asam dan alcohol yaitu asam tereftalat dan etilena
glikol. Poliester tahan asam lemah dan asam kuat dingin, tatapi kurang tahan terhadap
basa kuat. Poliester tahan terhadap zat oksidasi, alcohol, keton, sabun dan
zat-zat untuk pencucian kering. Poliester larut di dalam metakresol panas, asam
triflourorasetat-orto-khlorofenol. Dalam kondisi standar moisture regain
polyester 0,4 %. Dalam RH 100% moisture regainnya hanya 0,6-0,8 %.
Kanji adalah simpanan atau timbunan makanan pada
tumbuh-tumbuhan yang tersimpan pada biji, batang, akar dan lain-lain. Kanji
berbentuk butiran-butiran yang berbeda-beda bergantung pada asal kanji.
Penganjian pada kain ditujukan untuk pembentukan lapisan
film yang rata pada kain untuk menambah kenampakan, menstabilkan dimensi dan
dengan penambahan zat-zat lain untuk menambah berat kain. Hasil penganjian
sangat dipengaruhi oleh viskositas larutan kanji dan penetrasinya pada larutan.
Finish kanji bersifat sementara dan mempunyai daya tahan cuci yang sangat
rendah. Finish kanji ditujukan untuk kain-kain kapas putih, baik sebagai zat
perekat maupun sebagai perekat dengan zat-zat lain, misalnya kaolin yang
digunakan sebagai zat pemberat.
. Kain yang menggunakan kanji tapioka dalam proses
penganjiannya, maka larutan tapioca yang berbentuk gel dan transparan akan
memberikan hasil akhir yang tipis, halus dan fleksibel. Dalam penggunaannya
sering dicampur dengan kanji-kanji lain untuk mendapatkan modifikasi sifat-sifat
yang diinginkan.
Kanji
yang digunakan pada proses penganjian pada praktikum kali ini adalah tapioka dan kanji polivinilalkohol ( PVA). Larutan tapioka
berbentuk gel yang transparan dan memberikan hasil finis yang tipis, mengkilap,
dan fleksibel. Dalam penggunaannya sering dicampur dengan kanji lain untuk
mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan.
Sedangkan polivinilalkohol (PVA) terbuat
dari monomer vinil asetat,contohnya adalah :
(-CH2CH-OCOCH3)n +
n NaOH (CH2CH-OH)n + n
CH3COONa
Polivinil asetat
Polivinil alcohol
PVA
banyak digunakan pada proses industri tekstil, karena sifat fleksibilitas dan
ketahanan terhadap abrasinya berkat gugus-gugus OH-nya yang membentuk dwikutub.
Akan tetapi, PVA sangat peka terhadap elektrolit dan pH alkali . PVA juga tidak
dapat di-biodegradasi tetapi dapat dengan mudah didaur ulang dengan
ultrafiltrasi.
Dengan penggunaan variasi dimana terdapat kain yang
hanya dikanji dengan tapioka atau kain yang dikanji dengan campuran tapioca-PVA
diharapkan dapat diketahui pengaruhnya terhadap sudut kusut dan kekakuan,
begitupun perbedaanya dalam kain kapas murni dan campuran poliester-kapas
dengan konsentrasi tapioca yang berbeda dalam penganjian.
Kain yang difinish dengan kanji mudah diserang jamur
apabila disimpan ditempat yang lembab. Demikian juga larutan kanji yang
disimpan, mudah rusak karena pengaruh jamur. Untuk menghalangi tumbuhnya jamur
perlu penambahan-penambahan zat anti septic ke dalam larutan kanji. Zat-zat
antiseptic yang umum digunakan dalam industri tekstil adalah magnesium klorida, seng klorida, seng sulfat,
barium klorida, fenol, asam kresilat, asam salisilat, formaldehida dan salisil
anilida. Zat-zat yang mengandung fenol kurang menguntungkan karena memberikan
bau yang kurang sedap. Formaldehida memberikan anti jamur yang baik, tetapi
menjadikan larutan kanji tidak stabil baik dalam keadaan asam maupun basa.
Enzim adalah yang katalisator
selektip hanya mematuhi campuran kimiawi spesifikAmylase Enzim telah digunakan
selama bertahun-tahun di (dalam) industri tekstil untuk kepindahan kanji tajin.
[Yang] mula-mula enzim dari [pabrik/tumbuhan] atau sumber binatang telah
digunakan tetapi ini sudah sejak lama dengan sepenuhnya yang digantikan oleh
enzim [dari;ttg] asal hasil bakteri yang diperoleh oleh peragian memproses
Dari data
pengujian serat pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Semakin besar konsentrasi kanji yang digunakan
pada proses penganjian maka semakin besar juga % penambahan berat bahannya.
Kain yang dikanji dengan penambahan PVA menghasilkan % penambahan berat yang
lebih besar dibandingkan dengan yang tanpa PVA.
2.
Semakin besar % penambahan berat maka nilai
kekakuannya semakin besar. Dan untuk kain yang dikanji dengan tambahan PVA,
kekakuannya relatif lebih tinggi dari kain yang dikanji hanya dengan tapioka.
3.
Semakin besar %
penambahan berat maka kain akan semakin kaku dan crease recovery makin
rendah.