Minggu, 28 Februari 2016

Unknown

PENGARUH JUMLAH DAN KOMPOSISI CAMPURAN KANJI PADA PENGANJIAN KAIN KAPAS 100% DAN KAIN POLIESTER KAPAS TERHADAP KEKAKUAN DAN CREASE RECOVERY

Tujuan penganjian kain adalah untuk memberikan lapisan film yang rata pada kain untuk menambah kenampakan, menstabilkan dimensi dan dengan penambahan zat-zat lain untuk menambah berat kain.
Dimaksudkan untuk melakukan proses penganjian pada kain yang dipengaruhi oleh faktor jumlah pemakaian kanji dan komposisi campuran kanji yang bervariasi. Hal ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan jumlah pemakaian kanji dan komposisi campuran kanji terhadap kekuatan, sudut kembali dari lipatan dan kekuatan tarik kain kapas 100 % dan kain campuran poliester/kapas yang diuji.
Serat kapas merupakan serat yang dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk jenis Gasopyum. Zat pengoksidasi dapat menurunkan kekuatan kapas menurun.Kerusakan karena terbentuknya oksiselulosa terjadi pada proses pengelantangan, penyinaran dalam keadaan lembab, dan pemanasan yang lama pada suhu diatas 1400 C. Asam – asam mengakibatkan hidroselulosa. Alkakli sedikit berpengaruh pada kapas, menggelembung dalam alkali kuat. Moisture regain serat kapas pada kondisi standar (27 0C, RH 65 %) adalah 7-8,5  %.
Poliester terbentuk secara kondensasi menghasilkan polietilen tereftalat yang merupakan suatu ester dari  komponen dasar asam dan alcohol yaitu asam tereftalat dan etilena glikol. Poliester tahan asam lemah dan asam kuat dingin, tatapi kurang tahan terhadap basa kuat. Poliester tahan terhadap zat oksidasi, alcohol, keton, sabun dan zat-zat untuk pencucian kering. Poliester larut di dalam metakresol panas, asam triflourorasetat-orto-khlorofenol. Dalam kondisi standar moisture regain polyester 0,4 %. Dalam RH 100% moisture regainnya hanya 0,6-0,8 %.
Kanji adalah simpanan atau timbunan makanan pada tumbuh-tumbuhan yang tersimpan pada biji, batang, akar dan lain-lain. Kanji berbentuk butiran-butiran yang berbeda-beda bergantung pada asal kanji.
Penganjian pada kain ditujukan untuk pembentukan lapisan film yang rata pada kain untuk menambah kenampakan, menstabilkan dimensi dan dengan penambahan zat-zat lain untuk menambah berat kain. Hasil penganjian sangat dipengaruhi oleh viskositas larutan kanji dan penetrasinya pada larutan. Finish kanji bersifat sementara dan mempunyai daya tahan cuci yang sangat rendah. Finish kanji ditujukan untuk kain-kain kapas putih, baik sebagai zat perekat maupun sebagai perekat dengan zat-zat lain, misalnya kaolin yang digunakan sebagai zat pemberat.
. Kain yang menggunakan kanji tapioka dalam proses penganjiannya, maka larutan tapioca yang berbentuk gel dan transparan akan memberikan hasil akhir yang tipis, halus dan fleksibel. Dalam penggunaannya sering dicampur dengan kanji-kanji lain untuk mendapatkan modifikasi sifat-sifat yang diinginkan.
Kanji yang digunakan pada proses penganjian pada praktikum kali ini adalah  tapioka dan kanji  polivinilalkohol ( PVA). Larutan tapioka berbentuk gel yang transparan dan memberikan hasil finis yang tipis, mengkilap, dan fleksibel. Dalam penggunaannya sering dicampur dengan kanji lain untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan.

        Sedangkan polivinilalkohol (PVA) terbuat dari monomer vinil asetat,contohnya adalah :
(-CH2CH-OCOCH3)n   +   n  NaOH                        (CH2CH-OH)n   +   n CH3COONa
Polivinil asetat                                                       Polivinil alcohol

PVA banyak digunakan pada proses industri tekstil, karena sifat fleksibilitas dan ketahanan terhadap abrasinya berkat gugus-gugus OH-nya yang membentuk dwikutub. Akan tetapi, PVA sangat peka terhadap elektrolit dan pH alkali . PVA juga tidak dapat di-biodegradasi tetapi dapat dengan mudah didaur ulang dengan ultrafiltrasi.
Dengan penggunaan variasi dimana terdapat kain yang hanya dikanji dengan tapioka atau kain yang dikanji dengan campuran tapioca-PVA diharapkan dapat diketahui pengaruhnya terhadap sudut kusut dan kekakuan, begitupun perbedaanya dalam kain kapas murni dan campuran poliester-kapas dengan konsentrasi tapioca yang berbeda dalam penganjian.
Kain yang difinish dengan kanji mudah diserang jamur apabila disimpan ditempat yang lembab. Demikian juga larutan kanji yang disimpan, mudah rusak karena pengaruh jamur. Untuk menghalangi tumbuhnya jamur perlu penambahan-penambahan zat anti septic ke dalam larutan kanji. Zat-zat antiseptic yang umum digunakan dalam industri tekstil adalah  magnesium klorida, seng klorida, seng sulfat, barium klorida, fenol, asam kresilat, asam salisilat, formaldehida dan salisil anilida. Zat-zat yang mengandung fenol kurang menguntungkan karena memberikan bau yang kurang sedap. Formaldehida memberikan anti jamur yang baik, tetapi menjadikan larutan kanji tidak stabil baik dalam keadaan asam maupun basa.
Enzim adalah yang katalisator selektip hanya mematuhi campuran kimiawi spesifikAmylase Enzim telah digunakan selama bertahun-tahun di (dalam) industri tekstil untuk kepindahan kanji tajin. [Yang] mula-mula enzim dari [pabrik/tumbuhan] atau sumber binatang telah digunakan tetapi ini sudah sejak lama dengan sepenuhnya yang digantikan oleh enzim [dari;ttg] asal hasil bakteri yang diperoleh oleh peragian memproses
Dari data pengujian serat pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.       Semakin besar konsentrasi kanji yang digunakan pada proses penganjian maka semakin besar juga % penambahan berat bahannya. Kain yang dikanji dengan penambahan PVA menghasilkan % penambahan berat yang lebih besar dibandingkan dengan yang tanpa PVA.
2.       Semakin besar % penambahan berat maka nilai kekakuannya semakin besar. Dan untuk kain yang dikanji dengan tambahan PVA, kekakuannya relatif lebih tinggi dari kain yang dikanji hanya dengan tapioka.
3.       Semakin besar %  penambahan berat maka kain akan semakin kaku dan crease recovery makin rendah.


Unknown

About Unknown -

merupakan seorang fabric technologist yang ada di indonesia

Subscribe to this Blog via Email :